Prospek Penerimaan Pajak Suram Terimbas Tekanan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat peluncuran MPN G3 dengan mengangkat tema APBN Bisa Digital di Jakarta, Jumat (23/8 - 2019). (Foto: Kemenkeu)'

Prospek penerimaan pajak makin suram, setidaknya itu tercermin dari realisasi penghimpunan sampai Agustus 2019 yang pertumbuhannya anjlok 0,21%.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan penerimaan pajak sampai akhir Agustus hanya sebesar Rp801,1 triliun atau 50,7% dari target APBN senilai Rp1.577,5 triliun. Dengan kondisi tersebut pemerintah dituntut mengoptimalkan segala bentuk potensi untuk menutup celah pelebaran shortfall penerimaan pajak tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan melambatnya penerimaan pajak tersebut merupakan konsekuensi dari kondisi perekonomian yang menunjukkan adanya penurunan.
"Kondisi ekonomi mengalami tekanan. Maka kita akan melihat mana jenis pajak yang masih tumbuh dan mana yang mengalami tekanan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Dilihat dari pajak sektoralnya, sebagian besar sektor penerimaan pajak tercatat mengalami perlambatan. Sektor manufaktur yang kontribusinya lebih dari 28% ke penerimaan pajak secara konsisten terkontraksi sebesar minus 4,8%. Tahun lalu sektor ini masih mampu tumbuh positif di angka 13,4%.
Sementara itu, sektor perdagangan yang tahun lalu tumbuh sebesar 26,7%, Agustus tahun ini hanya mampu tumbuh 1,5%. Kontraksi terbesar terjadi di sektor pertambangan yang minus 16,3%. Padahal tahun lalu sektor ini mampu tumbuh di angka 71,6%.
Sri Mulyani tak menampik, bahwa dengan kondisi perekonomian yang trennya terus tertekan, penerimaan pajak masih penuh dengan risiko dan itu akan diamati terus oleh pemerintah.
"Infonya yang mengalami kontraksi semuanya menggambarkan konsistensi bahwa kegiatan industri manufaktur di Indonesia terkena pengaruh negatif," tegasnya.
Share:

Recent Posts